Lihat lengkapnya
Realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) untuk program Sejuta Rumah telah mencapai Rp 42,3 triliun hingga November 2015. Adapun nilai penyaluran itu terdiri dari nilai penyaluran KPR-FLPP sebesar Rp 11,9 triliun. Jumlah tersebut tersalur untuk 120.491 unit rumah MBR. Sedangkan nilai penyaluran KPR Komersial sebesar Rp 30,4 triliun untuk 97.134 unit rumah komersial (Non-MBR).
“Angka hasil pembangunan sejuta rumah terus naik setiap bulan dan berubah dalam setiap laporan rutin yang disampaikan ke pimpinan. Hal itu juga terlihat dari data bank penyalur KPR FLPP. Tapi kami yakin data Program Sejuta Rumah sudah benar dan sesuai dengan hasil monitoring dan evaluasi di lapangan,” imbuh Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin seperti dikutip dalam keterangan resminya , Jumat (18/12).
Selanjutnya, Bank BTN dalam rangka mendorong pembangunan rumah tinggal, menyelenggarakan dukungan Kredit Konstruksi bagi para pengembang yang membangun rumah MBR maupun rumah komersil. Adapun nilai penyaluran dan jumlah pembangunan unit adalah nilai penyaluran Kredit Konstruksi bagi rumah MBR sebesar Rp 6,2 triiyun dengan jumlah 151.172 unit rumah MBR. Nilai penyaluran Kredit Konstruksi bagi rumah Non-MBR sebesar Rp 17,7 triliun dengan jumlah 128.534 unit rumah Non-MBR.
“Jumlah pembangunan rumah MBR dan rumah Non-MBR ditambahkan dengan jumlah pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi), Pemerintah Daerah, perusahaan pelaksana corporate social responsibility (CSR), dan masyarakat, maka total pembangunan rumah tinggal tahun 2015 adalah sebanyak 660.474 unit,” tandasnya.
Menurut Syarif Burhanuddin, Direktorat Jendral yang dipimpinnya memang terus berupaya agar pelaksanaan pembangunan rumah untuk masyarakat di lapangan khususnya yang terkait Program Sejuta Rumah dapat berjalan dengan baik. Dirinya pun mengaku sudah melakukan ekspose terkait progress ke media massa dengan menunjukkan data yang ada baik jumlah pembangunan rumah, lokasi serta target masyarakat sesuai kenyataan di lapangan.
“Kami sangat hati-hati untuk menampilkan data program ini. Setiap saat ada angka-angka baru yang masuk dan kami juga telah melakukan koreksi dengan melakukan monitoring di lapangan untuk selanjutnya di laporkan ke tim Program Sejuta Rumah. Dan data yang ada juga kami sampaikan secara terbuka ke media. Tentunya kami tidak akan menyampaikan data tambahan jika memang di lapangan bangunannya tidak ada dan baru bersifat perencanaan,” tandasnya.
Lebih lanjut, Syarif Burhanuddin menyampaikan bahwa pihaknya juga menggandeng berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, asosiasi pengembang, kalangan perbankan serta masyarakat untuk memperoleh data yang ada. Namun kenyataan di lapangan belum sepenuhnya data-data tersebut lancar disampaikan ke Direktorat Jendral Penyediaan Perumahan.
“Kami sebenarnya berharap setiap asosiasi pengembang, Pemda dan perbankan bisa menyampaikan hasil pembangunan rumah serta kredit pembiayaan perumahan yang telah mereka laksanakan untuk mendukung Program Sejuta Rumah,” terangnya.
(beritasatu.com)
Program sejuta rumah pemerintah nampaknya hingga akhir tahun 2015 tidak akan tercapai. Sebab, realisasi sejuta rumah di lapangan hingga saat ini baru mencapai 632 ribu unit rumah.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa ia telah melakukan blusukan ke lapangan. Dari target sejuta rumah, baru terdata sebanyak 632 ribu unit rumah yang sedang dibangun di lapangan. Jumlah ini adalah gabungan dari jumlah pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non MBR.
"Sekarang ini, yang sudah on going (berjalan) dilakukan di lapangan sudah ada 632 ribu (unit) rumah. Saya sudah pantau lapangan tadi ke Dirjen bersama eselon satu dan eselon dua, yang masuk data sudah segitu," ujar Basuki Kepada VIVA.co.id, saat ditemui di Kompleks Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa 15 Desember 2015.
Meskipun sulit mencapai target sejuta rumah, Basuki mengaku dia masih optimistis mencapai target yang dinilai oleh sebagian pengamat tidak realistis itu. Ia mengatakan, Real Estat Indonesia (REI) sebagai salah satu asosiasi properti, masih mendata jumlah rumah yang telah dibangun.
"Untuk REI kan target kontribusinya non MBR 397 ribu, yang untuk REI baru besok mau dirapatkan datanya berapa. Mudah-mudahan masih bisa mendekati (target) sejuta rumah, Rabu atau Kamis dirapatkan, datanya belum masuk yang dari REI berapa ribu," kata dia. (asp)
viva.co.id
Saya hanya berdoa saja, supaya semua rakyat Indonesia memiliki rumah meskipun harus nyicil.
Comments